SHARE
Visualisasi sejarah bumi menyambut pengunjung Museum Geologi

Salah satu event seru di akhir pekan kemarin (23/05) adalah event Night At The Museum. Agenda yang diselenggarakan oleh Museum Geologi Bandung. Event ini diadakan dalam rangka ulang tahun Museum Geologi. Tema yang ditawarkan juga cukup “catchy” menurut kami, “Night At The Museum”.

Museum Geologi merupakan salah satu museum yang cukup progresif dalam mengikuti trend jaman. Museum ini aktif melakukan inovasi. Terlihat, salah satunya, dari renovasi yang banyak dilakukan. Yang terbaru adalah dibukanya Ruang Geologi Indonesia yang telah lama kami nanti. Sebelumnya, Museum Geologi sudah merombak ruang di lantai atasnya. Jika sebelumnya tampak kaku dan kuno sekarang bagian atas terlihat lebih modern dan menarik dengan sentuhan seni dan teknologi. Dan kabar bahagianya satu ruangan lagi, Ruang Sejarah Kehidupan, juga akan direnovasi.

Yang terbaru dari Museum Geologi adalah Ruang Geologi Indonesia. Kami sudah lama menantikan perubahan apa yang akan terjadi pada ruang ini. Ruang ini menampilkan kekayaan alam Indonesia. Baik itu berupa batuan dan mineralnya, kekayaan sumberdaya alamnya, dan juga keindahan alamnya. Banyak sekali koleksi batuan dan mineral indah di ruangan ini. Kami tidak sanggup menceritakan satu per satu. Di bagian depan ruang ini juga kita disambut satu globe raksasa dengan satu bagian terpotong menampilkan inti bumi. Globe ini mungkin akan menjadi spot foto favorit pengunjung selain fosil T-Rex tentunya.

Globe raksasa yang menyambut pengunjung di Ruang Geologi Indonesia

Sentuhan teknologi sangat terasa di wajah baru Museum Geologi. Di salah satu sudut sejumlah proyektor ditembakkan untuk menampilkan narasi sejarah bumi. Kita juga bisa menikmati suatu meja dengan layar sentuh yang besar. Meja ini berisi program interaktif yang menyajikan cerita tentang tata surya dan juga kekayaan alam Indonesia. Di ruang ini juga kita akan menjumpai banyak LCD yang menampilkan berbagai informasi.

Meja dengan Layar Sentuh Interaktif berisi informasi tentang Indonesia

Satu lagi sentuhan teknologi yang menarik adalah Automatic Rock Identifier (Istilah yang kami berikan, hehe). Benda unik ini berupa panel dengan layar sentuh ditengahnya. Di sisinya terdapat semacam tabung dengan batu di atasnya. Tabung ini berfungsi sebagai semacam chip. Ketika tabung ini kita masukan ke dalam slot yang ada di bagian bawah layar, maka seketika layar akan menampilkan informasi tentang batuan yang ada di atas tabung tadi.

Automatic Rock Identifier (istilah dari kami, hehe)

Beragam batuan dan mineral dari nusantara disajikan dengan display yang keren. Dalam satu bagian kita kan melihat koleksi puluhan mineral yang ditampilkan dalam kaca yang dapat dilihat dari dua sisi.  Ada juga batu dengan ukuran yang besar.

Etalase berbagai macam mineral

Pada event Night At The Museum Sabtu malam lalu (23/05) ini juga kita bisa menonton film “Sang Perintis. Film ini bercerita tentang dua orang perintis ilmu geologi dan pertambangan di Indonesia, yaitu Arie Frederik Lasut dan Raden Soenoe Soemosoesastro.

Inovasi yang dilakukan Museum Geologi juga membuat istilah “dimuseumkan” tak lagi relevan

Pemutaran Film “Sang Perintis”

Salah satu tempat yang bisa menjadi tempat rekreasi dan juga belajar adalah museum. Museum harus bisa menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat. Inovasi dan renovasi yang dihadirkan Museum Geologi ini bisa menjadikan museum lebih akrab di masyarakat. Inovasi yang dilakukan Museum Geologi juga membuat istilah “dimuseumkan” tak lagi relevan. Karena, dengan sentuhan seni & teknologi, musem menjadi tempat yang menyenangkan sekaligus memberikan wawasan bagi masyarakat. (gaj)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.