Oleh : Suci Sarah Andriany
Geowisata adalah sebuah pariwisata minat khusus yang menopang atau meningkatkan karakter geografis suatu tempat. Dimulai dari lingkungan, warisan, estetika, budaya, dan kesejahteraan warga daerah tersebut (National Geographic).
Ada banyak tempat yang dapat dikunjungi untuk melakukan geowisata di Jawa Barat, kali ini saya akan membahas 5 tempat rekomendasi yang masih dekat dengan kota Bandung.
CURUG MALELA

Curug Malela berada di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung. GPS menunjukkan posisi koordinat S 07°00’38.1″ E 107°12’22.0″ di atas batu tempat memandang keindahan curug itu. Seperti ditulis di banyak situs blog pribadi, situs pariwisata, atau situs resmi Perhutani, maupun Pemkab Bandung Barat, air terjun ini memang sangat mengagumkan.
Curug ini sangat kaya akan keindahan alamnya dan pengetahuan geologinya, tetapi sayang sekali aksesbilitas kesana dan fasilitas pendukungnya tidak terkelola dengan baik. Anda harus mempunyai jiwa kepetualangan yang terus memanggil karena pesona curug ini dapat mengalahkan hambatan aksesibilitas yang memprihatinkan.
GUNUNG PADANG

Situs Gunung Padang di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, Cianjur, merupakan situs megalitik berbentuk punden berundak yang terbesar di Asia Tenggara. Ini mengingat luas bangunan purbakalanya sekitar 900 m2 dengan luas areal situs sendiri kurang lebih sekitar 3 ha.
Gunung Padang dan sekitarnya merupakan perbukitan yang tersusun oleh batuan gunung api, berupa breksi tufan, lava, konglomerat berkomposisi basal – andesit serta batupasir, yang sebagian material sudah mengalami alterasi hidrotermal. Pasir Pogor, yang merupakan salah satu batuan terobosan andesit berumur 32,30 ± 0,30 jtl (Oligosen Bawah). Di puncak Gunung Padang sendiri terdapat andesit basal berstruktur kolom yang sudah dijadikan Situs Megalitik Punden Berundak.
Untuk mencapai lokasi ini lebih baik menggunakan keadaan pribadi, aksesbilitas sudah bagus dan mudah ditemui, karena banyaknya penanda jalan menuju lokasi ini.
GUA PAWON

Objek Wisata ini terletak di Desa Gunung Masigit Kec. Cipatat Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Keadaan Gua Pawon Sendiri saat ini sebenarnya sudah mengalami kerusakan karena ulah tangan tangan yang tidak bertanggung Jawab. Beruntung Pemprov Jabar segera mengambil langkah penyelamatan Objek wisata ini dengan melarang penambangan batu di sekitar lokasi dan pembangunan sarana serta prasarana menuju lokasi.
Letak Gua Pawon pada jaman dulu diasumsikan berada di tepian Danau Bandung Purba. Berdasarkan hasil survai A.C. De Yong dan G.H.R. Von Koenigswald tahun 1930-1935, ditemukan alat-alat budaya masa lalu dari bahan obsidian, kalsidon, kwarsit, rijang dan andesit berupa anak panah, pisau, penyerut, gelang batu, batu asah dari Jaman Preneolitik, yang hidupnya mulai menetap di gua-gua atau ceruk atau sering kali dijumpai di kawasan perbukitan gamping.
Objek wisata Gua Pawon dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Roda Dua ataupun Roda Empat. Selain menikmati suasana alam pegunungan yang asri, para wisatawan bisa melihat pula Fosil Manusia Purba di dalam Goa dan berinteraksi dengan kera yang banyak terdapat di luar Goa. Tertarik kesana?
GUNUNG BATU

Gunung Batu terletak sekitar satu kilometer di selatan Kota Lembang. Gunung Batu ini berketinggian 1.336 meter diatas permukaan laut (dpl) merupakan tempat paling populer di sepanjang Patahan Lembang.
Gunung Batu merupakan salah satu lokasi wisata yang layak Anda kunjungi ketika berada di Lembang, Bandung. Gunung ini memiliki relief lava yang sangat indah. Dari lokasi Gunung Batu ini juga para pengunjung yang datang bisa sekalian melihat keindahan gunung-gunung lainnya yang mengelilingi Bandung semisal Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Papandayan, Gunung Malabar, Burangrang, Bukittunggul.
Gunung Batu merupakan batuan bekas lava Gunung Sunda yang usianya diperkirakan 510.000 tahun. Banyak orang menyebut gunung ini dengan Gunung Malang. Dijelaskan bahwa letusan dahsyat Gunung Sunda menyebabkan kekosongan pada kantung-kantung magma di sekitar Lembang, beban berat tak bisa lagi ditahan, maka terjadilah ambrukan/pematahan lapisan batuan sepanjang 22 kilometer, dan tebing batu yang tegak memanjang itu adalah cirinya yang kasat mata. Aksesbilitasnya sudah sangat bagus dan mudah dijangkau loh!
SUNGAI CI TARUM

Masa sih Ci Tarum bisa seasri itu? Mungkin demikian pertanyaan yang ada dibenak kalian semua, “jangan-jangan foto itu hanyalah provokasi dari sesuatu yang tidak nyata tentang Ci Tarum.”
Kalian semua tidak salah, itu memang betul-betul Ci Tarum. Sebuah leuwi (lubuk) yang dikenal sebagai Sangiangheuleut (lubuk dewa sempit). Lokasi itu hanya berada pada satu segmen pendek antara Sangiangtikoro hingga Bendungan Saguling. Terima kasih dengan Bendungan Saguling. Bendungan itu tidak hanya membendung aliran Ci Tarum saja, tetapi juga membendung segala sampah dan kotoran yang dibawanya. Semuanya kemudian dialirkan ke dua pipa pesat berdiameter kira-kira 4 m untuk memutar turbin PLTA Saguling. Air kotor itu kemudian dibuang kembali ke Ci Tarum di sekitar Sangiangtikoro.
Jadilah segmen sungai antara bendungan dan Sangiangtikoro hanya dipasok oleh mata air dan sungai-sungai kecil di antara perbukitan Pasir Kiara dan Puncak Larang. Sumber-sumber air dari DAS kecil ini masih bersih, dan murni. Disinilah Ci Tarum menemukan kembali jati dirinya: sungai yang sehat, bersih, asri. Dasar sungainya menyingkap data batuannya dari formasi-formasi batugamping Rajamandala, batupasir Citarum, dan breksi-konglomerat Saguling yang berumur kira-kira 30 hingga 10 juta tahun.
Sayangnya untuk akses kesana masih belum ada penjelasan yang berarti, biasanya ditempuh dengan kendaraan pribadi di jalur Sangiangtikoro hingga Bendungan Saguling.
(SSA/2013) (edit : IJ)
Dari berbagai sumber.