Masih ingat dengan Film Laskar Pelangi? Kira-kira apa yang menarik ketika mengingat film ini?
Ya, jika kita mengingat kembali Film Laskar Pelangi (2008) maka kita akan ingat dengan perjuangan Lintang, Arai dan kawan-kawannya. Kita juga akan mengingat penambangan timah dan keindahan bentang alam Pulau belitung yang begitu mempesona dengan pantai nan cantik serta bongkah-bongkah batu Granit raksasa di sekitarnya. Ya, Begitulah keindahan Pulau Belitung mempesona dengan cerita dan keindahan alamnya. Namun ternyata, Belitung masih memiliki daya tarik yang mendunia loh yaitu Batu Satam, batu yang menjadi ikon Kota Tanjung Pandan Belitung.

Ada yang sudah punya batu satam?
Kalo belum, semoga bisa berkunjung dan bawa oleh-oleh batu ini dari Belitung ya…
Kata Satam berasal dari Bahasa Cina terdiri dari suku kata Sa artinya pasir, Tam artinya empedu jadi satam artinya empedu pasir. Maksudnya apa ya? mungkin karena bentuknya menyerupai empedu, tapi belum ada keterangan pasti makna sebenarnya dari istilah empedu pasir ini. Satam disebut juga bilitonit, penamaan yang biasanya diambil dari tempat dimana batu ini ditemukan seperti moldavit (Moldavia, Cekoslovakia), Philipinit (dari Philipina), dan Javanit (dari Jawa).

Satam juga dikenal dengan batu tektit yang bersal dari Bahasa Yunani tektos yang berarti cair atau leleh. Menurut para ahli Geologi, batu tektit/satam yang terbentuk adalah akibat tabrakan benda angkasa/meteor dengan batuan di bumi.
“wah jangan-jangan optimus prime, dan para autobot kayak di film Transformer sudah siap-siap mau kebumi nih hehe”
Lanjut lagi ya…..
Saat menabrak bumi, meteor melelehkan batuan yang ada di bumi dan melontarkan material yang bersifat cair. Material cair tesebut kemudian membeku dengan cepat sehingga terbentuk seperti kaca. Biasanya berwarna hitam, hijau atau coklat dan bentuknya tidak beraturan (amorf). Secara fisik satam memiliki kesamaan dengan obsidian. Perbedaannya satam memiliki bentuk yang unik seperti bel, kancing, oval, dan seperti tetesan air mata. Bagian luarnya nampak seperti dihiasi ukiran-ukiran, sebaliknya bagian dalam lebih rata dan halus. Ukurannya hanya beberapa gram namun ada juga yang mencapai 12 kg.

sumber : buku warisan geologi Pulau Belitung
Yang lebih unik lagi batu satam ini ternyata tersebar di wilayah tertentu yang berhubungan dengan tempat jatuhnya meteor di seluruh kepulauan Bangka-Belitung yang diperkirakan merupakan hasil tabrakan meteor sekitar 700 ribu tahun yang lalu dan pecahan besarnya konon tertancap di Kalapakampit, Belitung.
“tuh kan jangan-jangan si Megatron nih yang terkubur di sini”
Batu Satam tergolong langka karena hanya ada di beberapa wilayah di Dunia. Di Bangka-Belitung pun tidak ada penambang khusus batu satam ini. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika menambang timah di kedalaman 50 meter.
Oleh karena itulah harga batu satam ini cukup mahal. Bahkan National Aeronautics and Space Administration (NASA), Lembaga Antariksa Amerika membeli serbuk batu satam yang dianggap limbah sisa dari pengolahan batu satam loh. Kabarnya agen NASA ini mengambil sebanyak empat ons serbuk ini setiap dua tahun sekali yng harga per ons nya satu juta rupiah.
“Nah kan kali aja serbuk ini dipakai sebagai perantara komunikasi dengan para Transformer hehehe”
Jadi, apakah Megatron, Optimus prime dan para autobot sudah sampai di bumi? Ah kayaknya kebanyakan nonton film transformer nih.
Semoga bisa menambah wawasan dan menikmati salah satu keunikan pesona Alam Nusantara yang mendunia berupa batu satam ini.
Sumber :
Oktariadi, Oki. 2014. Warisan Geologi Pulau Belitung. Badan Geologi-Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan. Bandung