
Foto: Eruption of Krakatoa by Ian K Stephenson (Wikimedia Commons | CC BY 3.0)
Foto letusan Anak Krakatau ini diambil saat musim panas tahun 1999 oleh Ian K Stephenson. Letusan ini diperkirakan terjadi pada bulan Juni dan Agustus tahun 1999. Letusan strombolian pada gambar tertera menghasilkan ash yang memancar hingga kurang lebih 600m di atas puncak, dan mengakibatkan keruntuhan sebagian besar bagian timur pulau.
Letusan Anak Krakatau tahun 1999 terjadi dalam beberapa tahap. Sejak awal tahun 1999, terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di pulau tersebut dan pada bulan Juni, aktivitas vulkanik semakin meningkat dengan terjadinya serangkaian letusan eksplosif. Letusan tersebut menghasilkan kolom abu dan material vulkanik yang tinggi di udara.
Pada pertengahan Juli, aktivitas vulkanik mencapai puncaknya dengan terjadinya letusan yang lebih kuat. Letusan ini mengakibatkan runtuhnya sebagian besar sisi timur pulau, membentuk kaldera baru. Kemudian, kawah kaldera tersebut terisi oleh air laut, dan membentuk kawah yang terhubung dengan laut. Letusan ini juga menyebabkan pergerakan massa material vulkanik yang cukup besar ke laut, memicu terjadinya tsunami lokal. Tsunami ini menghantam pesisir di sekitarnya, merusak beberapa desa. Kejadian ini menjadi pengingat akan potensi bahaya aktivitas vulkanik di wilayah Cincin Api Pasifik.