Fenomena alam yang luar biasa, yaitu letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883, telah memberikan pengaruh yang meresahkan terhadap lingkungan global, termasuk wilayah jauh di Pulau Reunion, Afrika. Pada saat itu, Pulau Reunion berada dalam jangkauan dampak yang dipicu oleh letusan ini, yang melibatkan serangkaian peristiwa alam seperti tsunami yang melibas pantai-pantai dan badai siklon yang menimbulkan angin dahsyat dan hujan deras. Pulau Reunion ini berada pada jarak yang sangat jauh dari Gunung Krakatau, yaitu sekitar 5600 KM.



Pemakaman laut St. Paul di Pulau Reunion yaitu pemakaman yang paling terkenal karena tempatnya yang indah (di dekat pantai) mengalami kerusakan parah akibat dampak gabungan dari tsunami dan badai siklon tersebut. Tsunami yang muncul sebagai konsekuensi dari letusan Gunung Krakatau membawa ombak dahsyat yang dapat mengubah garis pantai dan merusak struktur di sekitarnya. Sementara itu, badai siklon dengan kekuatan anginnya dapat menciptakan tekanan kuat pada lingkungan pesisir, mengakibatkan erosi dan kerusakan lebih lanjut. Kombinasi dari dua bencana alam ini mungkin telah memberikan pukulan yang sulit dihindari terhadap Pemakaman St. Paul, memicu potensi rusaknya pemakaman bersejarah ini.