
Pada tahun 2013, Dr. William Sager mepublikasikan penelitian mengenai Tamu Massif sebagai gunungapi terbesar di dunia. Kesimpulan ini didapat setelah Sager melakukan serangkaian pengeboran dan analisis seismik.
Di bulan oktober ini, Sager dan tim akan kembali mengunjungi gunungapi masif yang berada sekitar 1500 km di timur Jepang ini. Sager dan tim akan menghabiskan 36 hari di atas R/V Falkor milik Institut Kelautan Schmidt. Ekspedisi ini ditargetkan mengambil data magnetik Gunungapi Tamu untuk memahami bagaimana gunungapi masif ini terbetuk.
Pertimbangan dalam pengambilan data magnetik ini adalah ditemukannya perbedaan rekaman magnetik pada bagian utara dan selatan tubuh gunungapi ini. Para ilmuwan berasumsi adanya perbedaan ini terkait perubahan mekanisme vulkanis yang terjadi sepanjang sejarah terbentuknya Tamu.
Gunungapi Tamu ditemukan pada tahun 2013 oleh William Sager, Profesor di Department of Earth and Atmospheric Sciences at University of Houston. Awalnya para ilmuwan ragu apakah Gunungapi Tamu ini adalah satu gunungapi dengan satu sumber atau berupa kompleks gunungapi yang membentuk satu tubuh besar. Hal ini terjawab setelah pada tahun 2013 lalu Sager mengungkapkan Tamu tersusun atas basalt yang berasal dari satu sumber.
Gunungapi Tamu memiliki luas sekitar 120 ribu mil, sementara Gunungapi aktif Mauna Loa di Hawaii memiliki luas sekitar 2000 mil saja. Menurut Sager, Gunungapi Tamu berusia sekitar 145 juta tahun. (gaj)
Sumber :
http://www.schmidtocean.org/story/show/5002