Seandainya kita hidup pada sekitar 20ribu tahun yang lalu, maka orang-orang Sumatra tidak memerlukan kapal laut untuk bisa sampai ke semenanjung Malaysia. Pada saat itu muka air laut di sekitar paparan sunda ada pada posisi sekitar 118 meter di bawah permukaan laut sekarang. Itu juga berarti tidak ada laut yang memisahkan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Ketiganya merupakan satu daratan yang sangat luas.
Gambaran kondisi paparan sunda pada 20ribu tahun lalu ini dapat kita lihat dalam model yang dibuat oleh Tubagus Solihuddin dalam Indonesia Journal on Geoscience (IJOG) Vol. 1 No. 2, Agustus 2014. Menggabungkan data topografi laut dan daratan dengan penelitian sebelumnya mengenai muka air laut di paparan Sunda, Solihuddin membuat model tenggelamnya paparan sunda dalam enam fase.
Fase Tenggelamnya Paparan Sunda
Fase pertama adalah dimulainya penenggelaman paparan sunda pada 20.500 tahun lalu. Pada fase ini muka air laut berada pada 118 meter dibawah posisinya sekarang. Ini membuat paparan sunda terekspos dan menjadikan Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Semenanjung Malaya satu daratan (gambar 1).

Pada sekitar 14.000 tahun lalu, muka air laut mulai naik hingga mencapai 80 meter dibawah permukaan laut sekarang. Walaupun begitu bagian paparan sunda yang terekspos masih tak jauh beda dengan sebelumnya. Hanya sedikit wilayah di dekat Perairan Natuna yang tenggelam (gambar 2).

Muka air laut terus naik dengan cepat hingga pada sekitar 11.500 tahun lalu mencapai 50 meter di bawah permukaan laut sekarang. Pada fase ini, Natuna mulai terpisah dari pulau-pulau utama Paparan Sunda. Kalimantan dan Semenanjung Malaya mulai terpisahkan. Jawa dan Kalimantan juga mulai sebagian terpisahkan (gambar 3).

Laut Jawa mulai benar-benar menjadi laut dan memisahkan Jawa & Kalimantan pada sekitar 9.700 tahun lalu saat muka air laut diperkirakan 30 meter dibawah posisinya sekarang (gambar 4).

Puncak transgresi laut terjadi pada sekitar 4000 tahun lalu dimana muka air laut mencapai 5 meter di atas permukaannya sekarang (gambar 5). Ini menyebabkan tenggelamnya beberapa bagian di timur Sumatera Selatan dekat Teluk Banawang, Timur Lampung, Utara Jawa Barat, wilayah selatan Vietnam sekitar Ho Chi Minh City, dan sebagian Kamboja bagian selatan.

Muka air laut di paparan sunda turun secara bertahap hingga mencapai posisinya sekarang pada sekitar 1000 tahun yang lalu (gambar 6).

Solihuddin memberikan catatan bahwa beberapa asumsi digunakan dalam membuat model ini. Seperti model ini tidak menggambarkan secara detil mengenai topografi dan batimetri paparan sunda pada masa lampau. Serta perubahan-perubahan yang terjadi pada lantai samudera tidak menjadi pertimbangan dalam membuat model ini. Namun secara umum kita dapat gambaran mengenai bagaimana kisah tenggelamnya paparan sunda yang dimulai pada 20.500 tahun lalu.
Bumi selalu mengalami perubahan cuaca dan juga muka air laut dalam skala waktu yang panjang. Pemicunya dipercaya adalah Siklus Milankovitch, yaitu siklus perubahan orbit Bumi yang berpengaruh terhadap bagaimana radiasi Matahari sampai ke Bumi. (gaj)
Sumber :
SOLIHUDDIN, T.. A Drowning Sunda Shelf Model during Last Glacial Maximum (LGM) and Holocene: A Review. Indonesian Journal on Geoscience, North America, 1, aug. 2014. Available at: <http://ijog.bgl.esdm.go.id/index.php/IJOG/article/view/182>. Date accessed: 30 Aug. 2015.