Apakah Kunci Sukses dalam Dunia Geologi??
Mungkin pertanyaan di atas, saat ini juga menjadi pertanyaan bagi anda yang sedang tertarik untuk membaca artikel ini. Dan mungkin juga pertanyaan ini sudah lama mengendap di dalam fikiran anda, dan belum menemukan jawabannya sampai saat ini. Mungkin.
Jikalau benar kemungkinan yang saya nyatakan tersebut, berarti tepatlah kiranya kursor mouse anda tersebut meng-klik tulisan ini untuk dibaca serta diambil inspirasi darinya.
Jadi, apakah benar bahwa kesuksesan itu, khususnya sukses dalam dunia geologi, ada kuncinya? Anda akan segera mendapatkan jawabannya setelah ini. Namun sebelum itu, Mari sejenak kita simak cerita inspirasi di bawah ini.
Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun 40-an….
Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.
Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur” Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.
Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan,sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “SIKAP POSITIF” . Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.
Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.
Kini ia sudah menaklukkan “rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu”
Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: “Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.”
Kini sikap positfnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampai di sini?
Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.
Tahukan kamu apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company)perusahaan minyak terbesar di dunia. Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.
sumber cerita dari sini
Nah, sekarang bagaimana pendapatmu? Apakah sekarang kamu telah mempunyai sebuah pandangan baru mengenai arti kesuksesan? Jika kamu sekarang kamu telah mempunyai pandangan masing-masing mengenai hal ini, sesungguhnya itu telah memudahkan saya sebagai penulis. Karena saya tidak perlu menulis lebih banyak lagi dan menjelaskan tentang kunci kesuksesan. hehe.
Kembali ke pembicaraan kita sebelumnya, mengenai Kunci kesuksesan dalam Bidang Geologi.
Pada kisah inspirasi di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa ternyata kesuksesan itu tidak ada kunci. Karena apa? Karena pintu kesuksesan itu tidak dikunci sama sekali. Dan ia, pintu kesuksesan itu, selalu terbuka dan bisa dimasuki kapan saja bagi orang-orang yang mau memasukinya. Hanya saja kita juga harus mau menempuh jalan-jalan menuju pintu kesuksesan itu. Dan kita semua sadar bahwasanya pintu-pintu menuju kebaikan itu penuh dengan rintangan dan duri-duri tajam. Itu hanya istilah yang menunjukkan bahwa pintu menuju kesuksesan pun begitu adanya. Cerita di atas sebagai buktinya. Untuk kali ini anda harus percaya, jika memang merasa harus.
Lalu apa hubungannya dengan geologi?
Dalam geologi kita dilatih untuk berfikir dalam ruang 4-D, dimensi ruang spasial (3D) ditambah dimensi waktu. Rentang skala yang ada di benak kita mulai dari ukuran mikro yang dilihat di bawah mikroskop hingga ribuan kilometer dengan citra satelit sampai seluruh Bumi. Skala waktu pun tidak sebatas kemarin dan esok, namun lebih luas mencapai ribuan, jutaan, hingga milyaran tahun yang lalu bahkan menembus prediksi yang mungkin terjadi di masa depan. Sehingga jika saat membicarakan fenomena pemanasan global saat ini, geologist lebih melihatnya sebagai sebuah fenomena alam yg berulang mulai dari jutaan tahun lalu, ketimbang menganggapnya sebagai ulah manusia, meskipun itu juga termasuk menjadi salah satu faktor pemicunya.
Ketika berbicara mengenai hal yang disebutkan pada paragraf di atas, geologist tidak sedang berbicara membual atau sedang mendongeng. Walaupun kelihatannya memang seperti itu, namun sebenarnya setiap geologist yang baik itu berfikir berdasarkan DATA dan FAKTA di lapangan. Bertindak berdasarkan ilmu dan pengalaman serta budi pekerti luhur. Kisah di atas telah menceritakan kesungguhan sang anak dalam belajar geologi dari dasar hingga menjadi expert dalam bidang geologi perminyakan sampai menjadi Mentri. Kisah sukses tersebut tentu juga bisa kita jalani dengan cara kita masing-masing kan?
Sekarang tentunya kita sudah melihat benang merahnya bukan? Sudah terang jalan untuk menuju pintu kesuksesan dalam dunia Geologi. Sekarang tinggal bagaimana kitanya. Apakah kita mau menarik benang merah tersebut dan dengan berani menempuh jalan ini dengan segala rintangannya?
Ini semua hanya pendapat penulis.
Jawabannya ada pada diri anda masing-masing.