SHARE
Lukisan "Gunung Merapi, letusan pada malam hari" karya Raden Saleh (1807-1880) (Wikimedia Commons | Public Domain)

Lukisan Raden Saleh ini menggambarkan erupsi Merapi pada tahun 1865. Raden Saleh membuat dua versi, versi siang hari dan versi malam hari. Dalam lukisan ini tampak material guguran blok-lava menuruni lereng Merapi dan dalam versi malamnya, material ini tampak berpijar. Dr. G. L. L. Kemmerling mangatakan bahwa kemungkinan besar lukisan ini dilukis Raden Saleh dari Bukit Plawangan di lereng selatan Merapi.

Lukisan “Gunung Merapi, letusan pada siang hari” karya Raden Saleh (1807-1880) (Wikimedia Commons | Public Domain)

Gambaran erupsi yang dilukis Raden Saleh ini tampak sesuai dengan penuturan Versteg (dalam Escher). Versteg mengungkapkan bahwa saat malam Merapi memuntahkan aliran api ke segala arah dari kawahnya sementara itu blok panas putih terlempar dan menggelinding sekitar 3000 kaki ke bawah.

Di tahun 1865, Merapi mulai mengalami erupsi di bulan Oktober setelah sebelumnya menunjukkan adanya seismisitas. Pada periode erupsi ini tercatat hancurnya kubah lama yang diiringi oleh tumbuhnya lava baru. Rangkaian erupsi ini berakhir pada 28 Desember 1865.

Raden Saleh Sjarif Bustaman adalah seorang pelukis Indonesia yang menjadi pionir seni modern Indonesia (Hindia Belanda). Raden Sasleh terkenal dengan lukisan terkenalnya “Penangkapan Pangeran Diponegoro”.

Raden Saleh juga, oleh Fachroel Aziz, dianggap sebagai bapak pionir paleontologi vertebrata Indonesia. Hal ini berkaitan dengan ekskavasi fosil yang dilakukkannya di sekitar Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur di antara tahun 1865 hingga 1867 sebagai bagian ekskursi Jawa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.