
Mercusuar Vlakkenhoek, adalah sebuah mercusuar enam belas sisi yang dibangun pada tahun 1879 di ujung barat daya terluar pulau Sumatra, di sebuah tempat yang pada zaman kolonial dikenal dengan nama “Vlakkenhoek” dan sekarang disebut Tanjung Cukuhbalambing (Cukuh Belimbing).
Pembangunan mercusuar tersebut merupakan salah satu dari program jangka panjang yang bertujuan untuk menerangi lima puluh pesisir dan pelabuhan dengan berbagai ukuran yang meliputi sepanjang pantai Hindia Timur, Selat Sunda, sepanjang pantai utara Jawa, selat Madura, Bali, Bangka, dan sepanjang jalur laut penting lainnya di kepulauan Hindia Timur.
Selain menjadi simbol dari teknologi konstruksi yang unggul, Mercusuar Vlakkenhoek dan seluruh mercusuar Belanda lainnya yang dibangun antara tahun 1868 hingga 1897 digunakan sebagai simbol kekuasaan dan dominasi.
Pada suatu malam tanggal 27 Agustus 1883, sebuah pemukiman kecil di pesisir Lampung dilanda tsunami yang cukup besar. Gunung Krakatau di Selat Sunda yang berjarak 103 kilometer dari Vlakkenhoek telah meletus dan menyebabkan terjadinya tsunami yang menyapu seluruh pesisir di Lampung. Akan tetapi, mercusuar Vlakkenhoek tetap berdiri kokoh, hanya lantai pertamanya yang mengalami keretakan.