Banyak orang mengenal objek wisata yang satu ini, bahkan banyak pula yang sudah mengunjunginya. Terletak di daerah Bandung Selatan, dengan menempuh perjalanan kurang lebih 46 km dari Kota Bandung melewati Soreang dan Ciwidey, Kita bisa menemukan tempat yang indah ini. Ya, Geowisata yang indah ini Kawah Putih namanya. Kawah Putih memang sudah terkenal di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, keterkenalan kawah ini tidak diikuti pula dengan keterkenalan nama gunungnya yaitu Gunung Patuha.
Ketika disebutkan nama Kawah Putih, tidak otomatis kita mengingat pula nama Gunung Patuha. Mungkin saja karena lebih dipopulerkan nama kawahnya daripada nama gunungnya untuk menarik wisatawan. Oleh karena itu, dengan mengenalkan Gunung Patuha dan sekitarnya semoga bisa menambah daya tarik Geowisata Kawah Putih.

Kawah Putih merupakan kawah yang terbentuk dari aktivitas terakhir Gunung Patuha. Pada awalnya, aktivitas gunungapi di kawasan ini dimulai dari pembentukan Gunung Patuha Tua, disusul dengan pembentukan Gunung Patuha. Gunungapi ini tidak meletus lagi sejak tahun 1600, namun tanda-tanda letusan gunungapi ini masih dapat terlihat dari adanya kawah solfatara dan fumarola.
Kawah Putih merupakan kawah yang terbentuk dari aktivitas terakhir Gunung Patuha
Sebelum Franz Wilhelm Junghuhn (1809 -1864) seorang Belanda keturunan Jerman berkunjung ke Kawah Putih di Gunung Patuha tahun 1837, jarang ada orang yang berani mengunjungi kawah yang begitu indah ini. Kawah ini terkenal angker dan berbahaya, bahkan bukan hanya kawah ini saja yang dianggap berbahaya melainkan juga rawa yang dinamai masyarakat ranca upas (ranca = rawa), (upas = racun) yang berada di sebelah utara Gunung Patuha.
Kedatangan Junghuhn ke tempat ini membuka tabir baru. Dari sinilah awal mula berdirinya pabrik belerang kawah putih, dengan sebutan di zaman Belanda Zwavel Ontgining Kawah Putih, sementara di zaman Jepang pabrik ini dilanjutkan dengan sebutan Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey dan langsung berada di bawah pengawasan militer.
Sampai sekarang, bila kita berkunjung ke kawah ini kita masih bisa mencium bau belerang yang menyengat dan melihat sedikit sisa batu-batu berwarna coklat kekuning-kuningan yang mengandung belerang. (rep)