Haloo, selamat pagi sobat belajargeologidotcom.
Sudahkah anda minum air pagi ini?
Kali ini kita akan sama-sama belajar tentang air, khususnya bagaimana kita melihat air dari sudut pandang sains dan ilmu geologi. Karena apa? Karena kita adalah @belajargeologi.
Sekiranya tidak perlu dijelaskan lagi tentang apa itu air. Kita semua yang sedang membaca tulisan ini pasti sudah kenal dengan air kan?. Kenapa? Karena sebagian besar tubuh kita tersusun atas air, dan tidak mengherankan bahwasanya manusia ternyata tidak bisa hidup tanpa air. Toh kita manusia sejak lahir dari bayi aja udah diberikan minuman dari mata air pegunungan alami sebagai nutrisi pertama dan utama untuk hidup, yang kita kenal dengan ASI. Dan ternyata bumi ini pun mulai hidup karena diturunkannya air. Maka tidak salah jika ada semboyan “Air Sumber Kehidupan”, karena memang begitulah adanya (21:30).
Karena kita akan membahas tentang asal usul air, sebelumnya marilah kita kembali ke masa lalu sekitar 4,56 Milyar tahun yang lalu. Ketika Planet bumi baru saja lahir di jagat raya ini dengan lokasi yang strategis di tata surya. Saat itu bumi masih berupa hamparan (78:6-7) lava panas yang luas di seluruh permukaan bumi. Setelah itu asteroid dari luar angkasa mulai menghujani bumi dengan membawa unsur besi (Fe) (57:27). Konon unsur besi (Fe) yang berasal dari hujan meteorit inilah yang kemudian menjadi Inti bumi. Dan konon, katanya para ahli bumi, kita bisa terlindung dari serangan badai magnetis dari matahari karena inti bumi tersebut membentuk lapisan magnetosfer. Dan ini jugalah sebabnya kita bisa menggunakan kompas geologi sebagai alat navigasi di Bumi.

Dan sekitar 4 milyar tahun yang lalu Bumi pun juga ditabrak oleh sebuah asteroid yang cukup besar yang menyebabkan sumbu bumi miring sekitar 23,5 derjat (sebelumnya tegak lurus). Asteroid yang menabrak bumi tersebut kemudian terlempar lagi menjadi satelit Bumi saat ini, kita mengenalnya dengan sebutan Bulan. Bulan tercipta sebagai penyeimbang bumi agar tetap tenang dan nyaman dihuni manusia sembari melintasi jagat raya ini. (31:29)
Lalu apakah pada saat itu sudah ada air di Bumi? Menurut para ahli yang berpendapat bahwa air berasal dari luar bumi, mengatakan belum ada air di bumi saat itu. kemunculan air di bumi didentifikasi baru pada 3,8 – 3,5 milyar tahun yang lalu. Bumi saat itu masih dikenal sebagai Bumi yang mati (16:65).

Berdasarkan pendapat para ahli, Selama periode sekitar 4 miliar tahun lalu, yang disebut dengan periode Late Heavy Bombardment, objek raksasa, kemungkinan datang dari luar tata surya, menghujani Bumi dan planet-planet dalam lainnya. Ada kemungkinan bahwa objek-objek ini dipenuhi oleh air. Tabrakan Bumi dengan objek-objek inilah diperkirakan yang membuat planet kita dipenuhi air. Dan sampai saat ini airnya tetap ada menetap di Bumi (23:18).
Kira-kira objek apa ya yang mengantarkan air ke bumi kita?
Pada tahun 1951, Seorang pakar Geologi William Walden Rubey mencatat cadangan volume air di planet bumi. Ada sesuatu yang membuatnya bingung karena menemukan air dengan jumlah yang luar biasa, namun tidak diketahui asalnya. Walaupun sudah ada pernyataan dari hipotesis misteri asal-usul dari jumlah air tersebut, bahwa kemungkinan air berasal dari luar angkasa, namun pada saat itu para ahli astronomi menanggapinya negatif.
Barulah pada tahun 1986, Dr. Louis A Frank dan J.B. Sigwarth Ahli Fisika dari Amerika menemukan bukti-buktinya. Mereka meneliti data-data dari Viking Spacecraft, pesawat luar angkasa yang memotret Planet Bumi dengan menggunakan film ultraviolet. Ternyata dari foto-foto itu tampak atmosfer Bumi berlubang di sana-sini. Setelah analisis secara mendalam, disimpulkan bahwa jejak berupa lubang-lubang itu hanya dapat terjadi akibat tumbukan gunung-gunung es yang jatuh dari luar angkasa. Gunung-gunung es dapat berupa bola-bola salju atau komet es yang menembus atmosfer bumi. (24:43)
Berat tiap komet diperkirakan mencapai 100 ton dan kulitnya berlapis hidrocarbon hitam. Garis tengahnya kurang lebih 10 meter. Kristal-kristal es itu menghujani bumi dalam jumlah besar, yaitu sekitar 10 juta bongkahan dalam setahun, atau sekitar 19 bongkahan per menitnya, atau sebanyak 20 – 40 ton/ 3 detik . Kecepatan luncurnya sekitar 10 km per detik dari ketinggian 150.000 km. Kristal-kristal itu mulai pecah menjadi butiran es akibat gelombang udara hangat pada ketinggian 1000 km di atas permukaan bumi. Butiran es tersebut kemudian menguap menjadi embun dan turun ke Bumi sebagai hujan, bercampur dengan uap air laut.
Nah, pernyataan di atas berdasarkan hasil pengamatan Dr. Clayne Yeates seorang ahli Fisika dari Pasadena, California, pada 19 Oktober 1998 dengan menggunakan teleskop raksasa di Kitt Peak Observatory, Arizona. Kenapa bisa diamati? Karena kejadian komet menabrak lapisan atmosfer ini ternyata masih terjadi sampai sekarang, yang menyebabkan kenaikan muka air laut sekitar 3 inchi setiap 20.000 tahun.
Dan Fenomena ini (asal-usul kejadian air) baru dinyatakan sebagai kejadian yang terbukti secara sains baru pada tahun 1999.

Nah, tahukah kamu? Ternyata semua proses kejadian ini telah diterangkan jauh sebelum ini sekitar 1400 tahun yang lalu dalam Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, di dalam Al-Quran.
Jika anda cermat membaca tulisan ini tentu anda akan penasaran tentang kode-kode dalam kurung yang terselip di beberapa paragraf. Kode tersebut merupakan contoh referensi surat dan ayat di dalam Alquran yang terbuktikan secara sains baru di abad ke 20.
Mari kita lakukan pembahasan salah satu ayat QS An-Nur [24]:43 , yang artinya :
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
Melihat data-data sains dan hubungan dengan ayat tersebut, barulah kita dapat memahami firman-Nya, Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Ternyata, butiran-butiran es yang dibawa komet tersebut laksana gunung dan membentur atmosfer Bumi secara bertubi-tubi demi mendukung terjadinya kehidupan di muka Bumi. Masyaa Allah.
Nah, ketika memahami ini maka kita akan lebih mudah untuk memahami cabang ilmu geologi lainnya. Seperti siklus geohidrologi, Proses-proses sedimentologi, geologi teknik, pertanahan, pemetaan dan lain-lain.
Seru kan belajar geologinya? Jika kita bahas lebih dalam lagi pasti akan lebih seru lagi. Tapi, takut kepanjangan pembaca jadi bosan. Juga agar kita tidak cepat puas dengan belajar sedikit, terus gali lagi ilmunya. Tulisan ini mungkin tidak begitu sempurna seperti lagunya andra and the bond, masih ada kekurangan sana-sini, namun tidak akan mengurangi esensi dalam proses pembelajaran kita di localhost/bg2/
Data-data sebagian disarikan dari berbagai sumber di internet yang tidak bisa ditampilkan secara lengkap, juga sebagian besar dari bacaan buku karya Ir. Agus Haryo Sudarmo yang berjudul History of Earth : menyingkap keajaiban bumi dalam Al-Quran. Dan ditulis kembali oleh saya sendiri di dalam kamar yang sunyi.
Sekian dan terimakasih. Oiya, sekaligus ingin mengucapkan TaqabbalAllahu minna wa minkum, selamat hari raya Idul Fitri 1436 H, saya memaafkan lahir dan bathin.
Keep Geologising, mengagumi belajar dan menginspirasi!!
Mari berbagi tulisan ini jika bermanfaat. Dan mari kita buka diskusinya di kolom komentar di bawah ini, silakan duluan..