Oleh : Meilani
Sebagaimana diketahui oleh khalayak umum bahwa jumlah total benua yang ada di dunia adalah sebanyak 7 (tujuh) benua yaitu Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Australia, Eropa, Asia, dan Antartika atau terkadang dikatakan 6 (enam) oleh beberapa ahli dengan menyatukan Eropa dan Asia menjadi Eurasia. Namun, penemuan oleh beberapa Geologist Selandia Baru, Nick Mortimer beserta rekan ahli mengungkapkan buah pemikiran mereka dan mengajukan Zealandia sebagai benua kedelapan di dunia pada publikasi Zealandia: Earth’s Hidden Continent di GSA Today, Kamis (16/2/2017).
Tahun 1995 ahli Geologi, Bruce Luyendyk mencetuskan gagasan Zealandia menjadi sebuah benua. Akan tetapi, belum adanya syarat yang mencukupi menjadikan isu Zealandia tertunda.
Benua Zealandia
Zealandia memiliki luas 4.9 juta km2 di wilayah barat daya Samudera Pasifik yang terdiri atas kerak benua. Wilayah Zealandia sebenarnya memiliki kerak kontinen tersendiri, tidak bersatu dengan kerak kontinen Australia. Terbentuk dari 5% pecahan Gondwana sewaktu 60-85 juta tahun lalu, hasil dari pemekaran kerak pada Kapur Akhir yang menyebabkan kerak menipis dan putus, sehingga memberikan konsekuensi kesetimbangan isostatis.
Pisahnya Zealandia dengan Gondwana memberikan paparan benua yang sempit, hampir sama seperti Afrika. Saat ini, bagian yang berada diatas permukaan laut hanya 6% dari total keseluruhan kontinen, sedangkan 94% lainnya tenggelam.

Mengapa Diajukan Menjadi Benua?
Suatu pulau dikatakan benua ketika memenuhi persyaratan tertentu. Neuendorf (2005) mengatakan Benua adalah masa daratan yang besar di Bumi, termasuk didalamnya daratan dan paparan benua. Persyaratan menjadi benua diantaranya: (1) Batimetri dengan elevasi relatif lebih tinggi terhadap kerak samudera (2) Penyebaran dari variasi batuan beku, sedimen, dan metamorf (3) Kerak relatif tebal dan kecepatan seismik rendah dibandingkan kerak samudera (4) Batas wilayah lebih besar dibandingkan dengan mikrokontinen/fragmen benua. (Holmes, 1965; Christensen dan Mooney, 1995; Levander dkk., 2005; Kearey dkk., 2009; Condie, 2015)
Data satelit gravitasi, Pogram UNCLOS Selandia Baru serta ekspedisi Geologi Laut memberikan pengaruh penting bagi pendefinisian Zealandia sebagai kontinen. Apabila dibandingkan dengan benua-benua pendahulunya, Zealandia adalah benua termuda, tertipis, dan hampir seluruhnya berada dibawah permukaan laut.

Persyaratan menjadi sebuah benua dipenuhi oleh Zealandia dengan penjelasan sebagai berikut:
Elevasi
Elevasi Zealandia diatas kerak Samudera, dengan perbedaan utama dengan benua lain adalah paparan benua yang lebih dalam dan luas. Zealandia memiliki elevasi ~-1100 m (Cogley, 1984) dan ~94% berada di bawah permukaan laut. Sementara titik tertinggi Zealandia beradai di Puncak Gunung Aoraki (3724 m)
Geologi
Ketinggian saja tidak cukup untuk memasukan mikrokontinen menjadi benua. Benua memiliki diversitas jenis batuan baik batuan beku, sedimen, dan metamorf sejak Archean sampai Holosen tersusun di jalur pegunungan dan cekungan sedimen. Terdapat kraton berumur Prakambrium di 7 (tujuh) benua dan batuan tertua yang ditemukan Zealandia berumur Kambrium tengah berupa batugamping dari Takaka serta granit berumur 490 dan 505 juta tahun lalu di komplek Jacquiery.
Struktur Kerak
Secara umum kerak benua memiliki sifat fisik kecepatan gelombang P rerata 6.5 / km , densitas 2830 kg/m3 , dan ketebalan 46 km untuk daerah pegunungan, 30 km untuk area pemekaran benua. Untuk kerak samudera sifat fisiknya memiliki ketebalan 7 km dan kecepatan gelombang P rerata 7.5 / km .
Dari data di atas, para ahli dapat mengambil fakta tambahan mengenai Zealandia. Hasil analisis geofisika menyatakan bahwa Zealandia memiliki karakteristik struktur kecepatan benua, secara umum Vp <7 /km. Ketebalan bervariasi dari 10-30 km, bahkan ada yang mencapai 40 km di bagian pulau Selatan.
Geologist in This Generation
Zealandia menjadi potensi penelitian bagi Geologist ataupun bidang-bidang keahlian lain. Tentu saja, hal ini menjadi waktu penting untuk mengambil bagian dalam sejarah dunia di masa kini. Ketika saatnya peta dunia dan atlas diperbaharui serta ketika model rekonstruksi pembentukan benua dapat lebih jauh dikembangkan.
Jadi, Anda berminat menjadi salah satu bagian didalamnya?
Referensi :
Mortimer, N., Campbell, H. J., Tulloch, A. J., King, P. R., Stagpoole, V. M., Wood, R. A., … & Seton, M. (2017). Zealandia: Earth’s Hidden Continent. GSA Today, 27(3). https://www.geosociety.org/gsatoday/archive/27/3/pdf/GSATG321A.1.pdf